Oleh : Hari Kristianto,S.T.
SMK Mikael Surakarta
Pada sesi ini akan dipelajari materi sebagai berikut :
01. Fungsi dan Prinsip Kerja Mesin Bubut Standar,
02. Bagian-bagian Utama Mesin Bubut Standar,
03. Perlengkapan Mesin Bubut Standar
04. Ukuran/Spesifikasi Mesin Bubut Standar
05. Bor Senter (Centre Drill),
06. Mata Bor (Twist Drill)
07. Kontersing (Counttersink),
08. Konter Bor (Counter Bore)
09. Rimer Mesin (Reamer Machine),
10. Kartel (Knurling)
11. Pahat Bubut
12. Klasifikasi Pahat Bubut
13. Geometris Pahat Bubut
14. Kerusakan pada pahat bubut
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:
1. Menjelaskan fungsi mesin bubut standar
2. Menjelaskan fungsi bagianbagian utama mesin bubut
3. Mengoperasikan bagianbagianutama mesin bubut
4. Menjelaskan fungsi perlengkapan mesin bubut
5. Menggunakan perlengkapan mesin bubut
2. Deskripsi
Mesin bubut standar, merupakan salahsatu jenis mesin bubut yang paling banyak digunakan pada bengkel bengkel pemesinan baik itu diindustri manufaktur, lembaga pendidikan kejuruan dan lembaga diklat atau pelatihan. Pertimbangannya adalah jenis mesin bubut ini memiliki bentuk yang relatif sederhana, ukurannya tidak terlalu besar, praktis meggunakannya dan simpel bentuknya. Contoh salahsatu model mesin bubut standar yang umum digunakan dapat dilihat pada (Gambar 1.1).
Gambar 1.1. Mesin bubut standar
3. Uraian Materi
Materi yang akan dibahas sebagai berikut.
a. Fungsi dan Prisip Kerja Mesin Bubut Standar
b. Bagianbagian Utama Mesin Bubut Standar
c. Perlengkapan Mesin Bubut Standar
d. Ukuran/Spesifikasi Mesin Bubut Standar
3.1 Fungsi dan Prinsip Kerja Mesin Bubut Standar
Pada prinsipnya mesin bubut standar memiliki fungsi yang sama dengan jenis mesin bubut lainnya, yaitu untuk: membubut muka/facing, rata lurus dan bertingkat, tirus, mengalur, memotong, mengulir, membentuk/mengebor, memperbesar lubang, mengkartel,mereamer dll. Contoh ilustrasi fungsi mesin bubut standar dapat dilihat pada (Gambar 1.2a)
Gambar 1.2a. Ilustrasi fungsi mesin bubut standar
Sedangkan prinsip kerjanya adalah: Spindel mesin berputar membawa benda kerja dan alat potong bergeser mendekati/ menjahui cekam,dan akan terjadi pemotongan/ penyayatan jika putaran benda kerja berlawanan arah dengan mata sayat alat potong dengan sudut kebebasan tertentu. Ilustrasi terjadinya pemotongan pada proses pembubutan, dapat dilihat pada (Gambar 1.2b)
Gambar 1.2b. Ilustrasi terjadinya pemotongan pada proses pembubutan
Dari penjelasan berbagai fungsi dan prisip kerja mesin bubut standar diatas, dengan menggunakan berbagai tekni proses pembubutandapat menghasilkan beberapa produk sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan. Beberapa contoh produk hasil pembubutan dapat dilihat pada (Gambar 1.3).
Gambar 1.3. Beberapa contoh produk hasil pembubutan
Untuk dapat menghasilkan berbagai jenis produk sebagaimana gambar diatas, mesin bubut standar/senter harus memiliki bagianbagian utama dan dilengkapi dengan beberapa perlengkapan mesin yang berfungsi sebagi alat pendukung pada saat proses pembubutan.
3.2 Bagian - bagian Utama Mesin Bubut Standar
Masing masing bagian utama mesin bubut standar memiliki nama dan fungsi masingmasing. Beberapa nama bagian utama mesin bubut standar dan fungsinya adalah sebagai berikut:
1) Kepala Tetap (Head Stock)
Kepala tetap (head stock), terdapat spindle utama mesin (Gambar 1.4) yang berfungsi sebagai dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut diantaranya: cekam (chuck), cekamkollet (collet chuck) , senter tetap (dead centre), atau pelat pembawa rata (face plate) dan pelat pembawa berekor (driving plate). Alat alat perlengkapan tersebut dipasang pada spindel mesin berfungsi sebagai pengikat atau penahan benda kerja yang akan dikerjakan pada mesin bubut (Gambar 1.5).
Gambar 1.4. Kepala tetap, tampak spindel utama mesin
Gambar 1.5. Kepala tetap, terpasang cekam (chuck)
Konstruksi kepala tetap didalamya terdapat beberapa susunan system mekanik, pada bagian sisi samping kiri kepala tetap pada umumya terdapat system mekanik penggerak utama mesin berupa roda pully dan sabuk V (V belt) yang dihubungkan dengan motor penggerak untuk memutar poros spindel. Selain itu juga terdapat system mekanik pengatur putaran mesin dan kecepatan pemakanan (feeding) berupa beberapa roda pully dan sabuk V (V belt) atau berupa susunan beberapa buah roda gigi (Gambar 1.6).
Gambar 1.6. System penggerak dan pengatur putaran mesin/ kecepatan pemakanan dengan roda pully dan sabuk V
Selain itu pada kepala tetap, terdapat gear box yang berisi susunan system transmisi mekanik berupa beberapa komponen diantaranya: roda gigi berikut poros tumpuannya, lengan penggeser posisi roda gigi dan susunan mekanik lainnya yang berfungsi atau digunkan sebagai pengatur kecepatan putaran mesin, kecepatan pemakanan dan arah pemakanan (Gambar 1.7). Susunan system transmisi mekanik tersebut, dihubungkan dengan beberapa tuas/ handel dibagian sisi luar bagian depannya, yang rancangan atau didesainnya dibuat sedemikan rupa agar seorang operator mudah dan praktis untuk menjanggkau dalam mengatur dan merubah tuas/ handel tersebut sesuai dengan kebutuhan pengopersian berdasarkan tuntutan pekerjaan.
Gambar 1.7. Gear box pada kepala tetap
Setiap mesin bubut dengan merk atau prabrikan yang berbeda, pada umumnya memiliki posisi dan konstruksi tuas/ handel yang berberbeda pula walaupun pada prinsipnya memiliki fungsi yang sama. Contoh pada jenis mesin bubut standar "Celtic 14”, dapat memperoleh putaran mesin yang berbedabeda apabila hubungan diantara roda gigi diadalamnya diubahubah menggunakan tuas pengatur kecepatan putaran yaitu "A” (kerja tunggal) dan "B” (kerja ganda). Putaran cepat (tinggi) biasanya dilakukan pada kerja tunggal, yaitu diperlukan untuk pembubutan dengan tenaga ringan atau pemakanan kecil (finising), sedangkan putaran lambat dilakukan pada kerja ganda. yaitu diperlukan untuk membubut dengan tenaga besar dan sayatan tebal (pengasaran). Sedangkan tuas "C dan D” berfungsi mengatur kecepatan putaran transportir yang berhubungan dengan kehalusan pembubutan dan jenis ulir yang akan dibuat (dapat dilihat pada pelat tabel pembubutan dan ulir).
2) Kepala Lepas (Tail Stock)
Kepala lepas (tail stock) (Gambar 1.8), digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata bor bertangkai tirus yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve) kepala lepas. Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk mendukung ujung benda kerja agar putarannya stabil, sedangkan cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk melakukan proses pengeboran. Setelah kepala lepas dikencangkan, untuk dapat melakukan dorongan senter tetap/senter putar pada saat digunakan untuk menahan benda kerja atau melakukan pengeboran pada kedalaman tertentu, kepala lepas dilengkapai roda putar (Gambar 1.9) yang disertai sekala garis ukur (nonius) dengan ketelitian tertentu, yaitu antara 0,01 s.d 0,05 mm.
Gambar 1.8. Kepala Lepas dan fungsinya
Gambar 1.9. Roda Putar pada kepala lepas
Kepala lepas memiliki ketinggian sumbu senter yang sama dengan sumbu senter kepala tetap dan dalam penggunaannya dapat digeser sepanjang alas (bed) dengan cara mengendorkan baut pengikatnya. Selain itu, konstruksi kepala lepas terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan yang diikat dengan dua buah baut yang terletak pada sisi kanan dan kiri bodinya, dengan tujuan agar dapat
digeser untuk keperluan mengatur kesepusatan dengan sumbu senter kepala tetap yaitu untuk keperluan proses pembubutan lurus dan pengeboran, atau tidak sepusat dengan sumbu kepala tetap yaitu untuk keperluan proses pembubut tirus.
3) Alas/Meja Mesin (Bed machine)
Alas/meja mesin bubut (Gambar 1.10), digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan. Bentuk alas/meja mesin bubut bermacam macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Selain itu, alat/meja mesin bubut memilki permukaannya yang sangat halus, rata dan kedataran serta kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi, sehingga gerakan kepala lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat melakukan penyayatan dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan pembubutan yang presisi. Apabila alas ini sudah aus atau rusak, akan mengakibatkan hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit mendapatkan
hasil pembubutan yang sejajar.
Gambar 1.10. Alas/ bed mesin
4) Eretan (Carriage)
Eretan (carriage),terdiri dari tiga bagian/ elemen diantaranya: (1). Eretan memanjang (longitudinal carriage)terlihat
pada (Gambar 1.11a), berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah
memanjang mendekati atau menajaui spindle mesin, secara manual atau
otomatis sepanjang meja/alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan
melintang. (2). Eretan melintang (cross carriage)
terlihat pada (Gambar 1.11b), berfungsi untuk melakukan gerakan
pemakanan arah melintang mendekati atau menjaui sumbu senter, secara
manual/otomatis dan sekaligus sebagai dudukan eretan atas. (3). Eretan atas (top carriage)
terlihat pada (Gambar 1.11c), berfungsi untuk melakukan pemakanan
secara manual kearah sudut yang dikehendaki sesuai penyetelannya.
Jika dilihat dari konstruksinya, eretan melintang bertumpu pada
eretan memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan melintang. Dengan
demikian apabila eretan memanjang digerakkan, maka eretan melintang
dan eretan atas juga ikut bergerak/bergesar bersama-sama.
Gambar 1.11. Eretan (carriage) memanjang, melintang dan atas
Untuk mengatur dan melakukan besarnya pemakanan dan mengatur
panjang pemakanan pada saat melakukan proses pembubutan, dapat diatur menggunakan skala garis ukur (nonius)
yang memiliki ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya
(Gambar 1.12). Pada umumnya untuk eretan memanjang memilki ketelitian
skala garis ukurnya lebih kasar jika dibandingkan dengan ketelitian
skala garis ukur yang terdapat pada eretan memanjang, yaitu antara 0,1
s.d 0,5 mm dan untuk eretan melintang antara 0,01 s.d 0,05 mm. Skala
garis ukur (noniuos) ini diperlukan untuk dapat mencapai ukuran suatu produk dengan toleransi dan suaian yang terdapat pada gambar kerja.
Gambar 1.12.
Nonius pada roda pemutar
eretan memanjang & melintang
Terjadinya gerakan secara
otomatis eretan memanjang dan eretan melintang, karena adanya poros
pembawa dan poros transportir yang dihubungkan secara mekanik dari
gear box pada kepala tetap menuju gear box mekanik pada eretan (apron).
Pada gear box mekanik eretan, dihubungkan melalui transmisi dengan
beberapa tuas/ handel dan roda pemutar yang masing memilki fungsi yang
berbeda.
5)
Poros Transportir dan Poros Pembawa
Poros pembawa (Gambar 1.13b) adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam proses pemakanan secara otomatis.
Gambar 1.13. Poros transporter dan proros pembawa eretan
6)
Tuas/Handel
Tuas/
handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang berbeda,
pada umumnya memiliki posisi/ letak dan cara penggunaan berbeda. Maka
dari itu, didalam mengatur tuas pada setiap melakukan proses pembubatan
harus berpedoman pada tabel-tabel petunjuk pengaturan yang terdapat
pada mesin bubut tersebut. Contoh posisi tuas-tuas pengatur kecepatan
putar, feeding, penguliran dan pengubah arah pemakanan, dapat dilihat
pada (Gambar 1.14)
Gambar 1.14. Contoh posisi tuas-tuas pengatur kecepatan putar, feeding, penguliran dan pengubah arah pemakanan
7)
Pemegang Pahat Bubut (Tools Post)
Pemegang atau penjepit pahat Pahat bubut (Tools Post), digunakan untuk memegang atau menjepit pahat bubut pada saat melakukan proses pembubutan. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam yaitu, pemegang pahat bubut standar dan pemegang pahat bubut dapat disetel (justable tool poss).
- Pemegang Pahat Bubut Standar (Standar Tools Post)
Pengertian pemegang pahat bubut standar adalah, didalam mengatur ketinggian pahat bubut harus dengan memberi ganjal sampai dengan ketinggiannya tercapai dan pengencangan pahat bubut
dilakukan dengan dengan cara yang standar, yaitu dengan mengencangkan
baut-baut yang terdapat pada bagian atas pemegang pahat.
Pemegang pahat bubut standar, jika dilihat dari model dudukannya terdapat dua jenis yaitu, dudukan pahat bubut jumlah satu dan empat. Beberapa contoh pemegang pahat bubut
standar dapat dilihat pada (Gambar 1.15). Pemegang pahat bubut
dengan dudukan satu, hanya dapat digunakan untuk mengikat/menjepit pahat
bubut sebanyak satu buah, sedangkan pemegang pahat bubut dengan dudukan empat dapat digunakan untuk mengikat/menjepit pahat bubut sebanyak empat buah sekaligus, sehingga pada saat proses pembubutan membutuhkan beberapa bentuk pahat bubut akan lebih praktis prosesnya jika dibandingkan menggunakan pemegang pahat bubut dudukan satu.
Gambar 1.15. Beberapa contoh pemegang pahat standar
- Pemegang Pahat Bubut Dapat disetel (Justable Tooll Post)
Pengertian pemegang pahat bubut dapat disetel adalah, didalam mengatur ketinggian pahat bubut
dapat disetel ketinggiannya tanpa harus member ganjal pada bagian
bawahnya, karena pada bodinya sudah terdapat dudukan rumah pahat yang
konstruksinya disertai kelengkapan mekanik yang dengan mudah dapat
disetel atau diatur ketinggian pahat bubutnya, dengan cara
mengendorkannya.
Jenis pemegang pahat bubut dapat disetel, jika dilihat dari konstruksi dudukan rumah pahatnya terdapat dua jenis yaitu, pemegang pahat bubut dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satu buah dan pemegang pahat bubut dapat disetel dengan dudukan rumah lebih dari satu/ multi.
Gambar 1.16. Beberapa contoh pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satu buah
Gambar 1.17. Beberapa jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat lebih dari satu
Untuk jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat
satu buah, karena hanya terdapat dudukan rumah pahat satu buah apabila
ingin mengganti jenis pahat yang lain harus melepas terlebih dahulu
rumah pahat yang sudah terpasang sebelumya. Sedangkan untuk jenis
pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat lebih dari satu
(multi), pada rumah pahatnya dapat dipasang dua buah atau lebih rumah
pahat, sehingga apabila dalam proses pembubutan memerlukan beberapa
jenis pahat bubut akan lebih mudah dan praktis dalam menggunakannya,
karena tidak harus melepas/membongkar pasang rumah pahat yang sudah
terpasang sebelumnya.
3.3 Pelengkapan Mesin Bubut Standar
Untuk
mendukung berbagai proses pembubutan, mesin bubut standar terdapat
beberapa jenis alat perlengkapan diantaranya: alat pencekam/ pengikat,
alat pembawa, alat penahan/penyangga dan alat bantu pada saat melakukan
proses mengebor. ]
1)
Alat Pencekam/Pengikat Benda Kerja
Alat pecekam benda kerja digunakan untuk mencekam atau mengikat benda
kerja agar posisinya tepat dan kuat, sehingga pada saat dilkukan proses
pemotongan posisinya tidak berubah dan stabil. Alat jenis ini terdapat
beberapa macam diantaranya :
- Cekam (Chuck)
Cekam adalah salah satu alat perlengkapan
mesin bubut yang fungsinya untuk menjepit/mengikat benda kerja pada
proses pembubutan. Jenis alat ini apabila dilihat dari gerakan
rahangnya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu, cekam sepusat (self centering chuck) dan cekam tidak sepusat (independent chuck).
Pengertian cekam sepusat adalah, apabila salah satu rahang digerakkan
maka keseluruhan rahang yang terdapat pada cekam akan bergerak
bersama-sama menuju atau menjaui pusat sumbu. Maka dari itu, cekam
jenis ini sebaiknya hanya digunakan untuk mencekam benda kerja yang
benar-benar sudah silindris.
Cekam jenis ini rahangnya ada yang berjumlah tiga (3 jaw chuck) , empat (4 jaw chuck) dan enam (6 jaw chuck) seperti yang terlihat pada (Gambar 1.18).
Gambar 1.18. Cekam rahang tiga, empat dan enam sepusat (self centering chuck)
Sedangkan pengertian cekam tidak sepusat adalah, masing-masing rahang
dapat digerakkan menuju/ menjaui pusat dan rahang lainnya tidak
mengikuti. Maka jenis cekam ini sebaiknya hanya digunakan untuk
mencekam benda-benda yang tidak silindris atau tidak beraturan, karena
lebih mudah disetel kesentrisannya dan juga dapat digunakan untuk
mencekam benda kerja yang akan dibubut eksentrik atau sumbu senternya
tidak sepusat. Jenis cekam ini pada umumnya memilki rahang empat, dan
beberapa contoh cekam rahang empat tidak sepusat (independent chuck) dapat dilihat pada (Gambar 1.19).
Gambar 1.19. Beberapa contoh cekam rahang empat tidak sepusat (independent chuck)
Untuk jenis cekam yang lain, rahangnya ada yang berjumlah dua buah yang
diikatkan pada rahang satu dengan yang lainnya, tujuannya agar rahang
pada bagian luar dapat dirubah posisinya/ dibalik sehingga dapat
mencekam benda kerja yang memiliki diameter relatif besar (Gambar 1.20).
Caranya yaitu dengan melepas baut pengikatnya, baru kemudian dibalik
posisinya dan dikencangkan kembali. Hati-hati dalam memasang kembali
rahang ini, karena apabila pengarahnya tidak bersih, akan mengakibatkan
rahang tidak tidak sepusat dan kedudukannya kurang kokoh/ kuat.
Gambar 1.20. Cekam dengan rahang dapat dibalik posisi rahangnya.
Selain jenis cekam yang telah disebutkan diatas, masih ada jenis cekam
lain yang juga sering digunkan pada proses pembubutan yiatu cekam yang
memiliki rahang dengan bentuk khusus. Cekam jenis ini, digunakan untuk
mengikat benda kerja yang memrlukan pengikatan dengan cara yang khusus
(gambar 1.21).
Gambar 1.21. Cekam dengan rahang bentuk khusus
Gambar 1.22. Dudukan spindel mesin bubut bentuk ulir dan tirus
Gambar 1.23. Contoh cekam sepusat dan tidak sepusat terpasang pada spindel mesin
- Cekam Kolet (Collet Chuck)
Cekam kolet adalah salahsatu kelengkapan mesin bubut yang berfungsi
untuk menjepit/mencekam benda kerja yang memilki permukaan relatif
halus dan berukuran kecil. Pada mesin bubut standar, alat ini terdapat
tiga bagian yaitu: kolet (collet), dudukan/ rumah kolet (collet adapter) dan batang penarik (draw bar) terlihat
pada (Gambar 1.24). Bentuk lubang pencekam pada kolet ada tiga macam
diantaranya, bulat, segi empat dan segi enam (Gambar 1.25).
Gambar 1.24. Beberapa contoh cekam kolet dengan batang penarik
Gambar 1.25. Beberapa contoh bentuk kolet
Pemasangan kolet dengan batang penarik pada spindel mesin bubut harus
dillakukan secara bertahap yaitu:
1). Pasang dudukan/rumah kolet pada
spindel mesin (kedua alat harus dalam keadaan bersih).
2). Pasang kolet
pada dudukan/rumah kolet (kedua alat dalam keadaan bersih) dan
3).
Pasang batang penarik pada sipindel dari posisi belakang, selanjutnya
kencangkan secara perlahan dengan memutar rodanya kearah kanan atau
searah jarum sampai kolet pada posisi siap digunakan untuk
menjepit/mengikat benda kerja (kekencangannya hanya sekedar mengikat
kolet) - (Gambar 1.26).
Bila kolet akan digunakan, caranya setelah
benda kerja dimasukkan pada lubang kolet selanjutnya kencangkan hingga
benda kerja terikat dengan baik (Gambar 1.27)
Gambar 1.26. Pemasangan kolet pada spindel mesin bubut
Gambar 1.27. Pemasangan benda kerja pada kolet
2)
Alat Pembawa
Alat pembawa pada mesin bubut, digunakan untuk membawa benda kerja agar
ikut berputar bersama spindel mesin. Yang termasuk alat pembawa pada
mesin bubut adalah, pelat pembawa dan pembawa (lathe doc).
a) Pelat Pembawa
Jenis pelat pembawa ada dua yaitu, pelat pembawa permukaan bertangkai (driving plate) danpelat pembawa permukaan rata (face plate) - (gambar 1.28). Konstruksi pelat pembawa berbentuk bulat dan pipih, berfungsi untuk memutar pembawa (lathe-dog) sehingga benda kerja yang terikat akan ikut berputar bersama spindel mesin (Gambar 1.29).
Gambar 1.28. Pelat pembawa permukaan bertangkai dan pelat pembawa rata
Gambar 1.29. Contoh penggunan pelat pembawa bertangkai dan rata
Untuk jenis pembawa permukaan rata (face plate) selain digunakan sebagai pembawa lathe dog, alat ini juga dapat digunakan untuk mengikat benda kerja yang memerlukan pengikatan dengan cara khsus (Gambar 1.30).
Gambar 1.30. Contoh pengikatan benda kerja pada pelat pembawa
b) Pembawa (Late-dog)
Pembawa (late-dog) pada mesin bubut secara
garis besar ada dua jenis yaitu, pembawa berujung lurus dan pembawa
berujung bengkok. Fungsi alat ini adalah untuk membawa benda kerja agar
ikut berputar bersama spindel mesin.
Gambar 1.31. Contoh beberapa macam pembawa (late-dog) berujung lurus
Gambar 1.32. Contoh beberapa macam pembawa (late-dog) berujung bengkok
Didalam penggunaannya, pembawa berujung lurus digunakan berpasangan
dengan plat pembawa permukaan bertangkai (Gambar 1.33) dan pembawa
berujung bengkok digunakan berpasangan dengan plat pembawa beralur atau
cekam mesin (Gambar 1.34). Caranya benda kerja dimasukkan kedalam
lubang pembawa, kemudian diikat/dijepit dengan baut yang ada pada
pembawa tersebut, sehingga akan dapat berputar bersama-sama dengan
spindel mesin. Pembubutan dengan cara ini dilakukan apabila
dikehendaki membubut menggunakan diantara dua senter.
Gambar 1.33. Penggunaan pembawa berujung lurus
Gambar 1.34. Penggunaan pembawa berujung bengkok
3)
Alat Penyangga/ Penahan Benda Kerja
Penyangga/penahan benda kerja adalah salah satu alat pada mesin bubut
yang digunakan untuk menyangga atau menahan benda kerja yang memilki
ukuran relatif panjang. Benda kerja yang berukuran panjang, pada saat
dilakukan proses pembubutan jika tidak dipasang alat penyangga,
kemungkinan hasil diameternya akan menjadi elips/oval, tidak silindris
dan tidak rata karena terjadi getaran akibat lenturan benda kerja.
Penyangga/ penahan pada mesin bubut standar ada dua macam yaitu,
penyangga tetap (steady rest)dan penyangga jalan (follow rest)
a) Penyangga/Penahan Tetap (Steady Rest)
Penggunaan penyangga/penahan tetap, dipasang atau diikat pada alas/meja
mesin, sehingga kedudukannya dalam keadaan tetap tidak mengikuti
gerakan eretan. Contoh beberapa macam bentuk penyangga/penahan tetap
dapat dilihat pada (Gambar 1.35) dan contoh penggunaannya dapat dilihat
pada (Gambar 1.36)
Terdapat dua jenis senter mesin bubut, yaitu senter tetap/ mati (dead centre) yang posisi ujung senternya diam tidak berputar pada saat digunakan dan senter putar (rotary centre) yang posisi ujung senternya selalu berputar pada saat digunakan. Contoh beberapa jenis senter tetap dapat dilihat pada (Gambar 1.39) dan Contoh beberapa jenis senter putar dapat dilihat pada (Gambar 1.40)
Gambar 1.35. Contoh beberapa macam bentuk penyangga/penahan tetap
Gambar 1.36. Contoh penggunaan penyangga tetap
b) Penyangga/Penahan Jalan (Follower Rest)
Penggunaan penyangga jalan, pemasangannya diikatkan pada eretan
memanjang sehingga pada saat eretannya digerakkan maka penyangga jalan
mengikuti gerakan eretan tersebut. Contoh beberapa macam bentuk
penyangga/ penahan jalan dapat dilihat pada (Gambar 1.37) dan contoh
penggunaannya dapat dilihat pada (Gambar 1.38)
Gambar 1.37. Contoh beberapa macam bentuk penyangga jalan
Gambar 1.38. Contoh penggunaan penyangga jalan
4)
Senter Mesin Bubut
Senter mesin bubut digunakan untuk mendukung benda kerja yang akan
dibubut agar tidak terjadi getaran atau stabil, yang posisi
pemasangannya pada kepala lepas. Bahan/ material senter mesin bubut
terbuat dari bahan baja paduan yang dikeraskan dan bahkan pada ujung
senternya ada yang disisipkan dari bahan jenis carbida agar lebih tahan terhadap gesekan.
Terdapat dua jenis senter mesin bubut, yaitu senter tetap/ mati (dead centre) yang posisi ujung senternya diam tidak berputar pada saat digunakan dan senter putar (rotary centre) yang posisi ujung senternya selalu berputar pada saat digunakan. Contoh beberapa jenis senter tetap dapat dilihat pada (Gambar 1.39) dan Contoh beberapa jenis senter putar dapat dilihat pada (Gambar 1.40)
Gambar 1.39. Contoh beberapa jenis senter tetap (dead centre)
Gambar 1.40. Contoh beberapa jenis senter putar (rotary centre)
Kedua jenis senter ini, pada bagian ujung tirusnya (yang berfungsi
sebagai penahan benda kerja) memiliki sudut 60°. Sedangkan pada bagian
tangkainya, juga berbentuk tirus yang pada umumnya menggunakan standar
tirus morse dengan nomer 2 s.d 5 (tergantung ukuran mesinnya). Contoh
pemasangan senter tetap dan senter putar pada kepala lepas dapat
dilihat pada (Gambar 1.41), dan contoh penggunaan senter putar pada
mesin bubut dapat dilihat pada (Gambar 1.42).
Cekam bor (drill chuck) adalah salahsatu alat bantu pencekam/
pengikat alat potong pada proses pembubutan diantaranya untuk mencekam/
mengikat: senter bor (centre drill), mata bor (twist drill),rimer (reamer), konterbor (counter bore), dan kontersing (counter sink).
Jika dilihat dari system pecekaman/ pengunciannya, alat tersebut ada
dua jenis yaitu, cekam bor dengan kunci (Gambar 1.43) dan cekam bor
tanpa kunci (keyless chuck drill) - (Gambar 1.44).
Cara menggunakan cekam bor dengan kunci adalah, untuk mengencangkan mulut rahangnya harus dibantu dengan alat bantu yaitu kunci cekam bor. Sedangkan untuk cekam bor tanpa kunci caranya menggunakannya adalah, untuk mengencangkan mulut rahangnya tidak menggunakan alat bantu kunci cekam bor, cukup hanya memutar rumah rahangnya dengan tangan.
Penggunaan kedua alat ini pada mesin bubut, harus dipasang pada kepala lepas (Gambar 1.45), dan contoh pengeboran pada mesin bubut dapat dilihat pada (Gambar 1.46)
Gambar 1.41. Contoh pemasangan senter tetap dan senter putar pada kepala lepas
Gambar 1.42. Contoh penggunaan senter putar pada mesin bubut
5)
Cekam Bor (Drill Chuck)
Gambar 1.43. Cekam bor dengan pengunci
Gambar 1.44. Cekam bor tanpa pengunci (Keyless chuck drill)
Cara menggunakan cekam bor dengan kunci adalah, untuk mengencangkan mulut rahangnya harus dibantu dengan alat bantu yaitu kunci cekam bor. Sedangkan untuk cekam bor tanpa kunci caranya menggunakannya adalah, untuk mengencangkan mulut rahangnya tidak menggunakan alat bantu kunci cekam bor, cukup hanya memutar rumah rahangnya dengan tangan.
Penggunaan kedua alat ini pada mesin bubut, harus dipasang pada kepala lepas (Gambar 1.45), dan contoh pengeboran pada mesin bubut dapat dilihat pada (Gambar 1.46)
Gambar 1.45. Pemasangan cekam bor pada kepala lepas
Gambar 1.46. Contoh pengeboran pada mesin bubut
3.4 Ukuran/ Spesifikasi Mesin Bubut Standar
Spesifikasi mesin bubut standar termasuk
jenis mesin bubut lainnya, yang paling utama ditentukan oleh seberapa
panjang jarak antara ujung senter kepala lepas dan ujung senter kepala
tetap dan tinggi jarak antara pusat senter dengan meja mesin (Gambar
1.39). Misalnya panjang mesin 2000 mm, berarti eretan memanjangnya
hanya dapat digerakkan/ digeser sepanjang 2000 mm. Untuk tinggi mesin
bubut, misalnya 250 mm, berarti mesin bubut tersebut hanya mampu
membubut benda kerja maksimum berdiameter 250 x 2= 500 mm.
Namun demikian ada beberapa mesin bubut
standar, yang pada mejanya didesain berbeda yaitu pada ujung meja
didekat spendel mesin/ kepala tetap konstruksi dibuat ada sambungannya,
sehingga pada saat membubut benda kerja berdiameter melebihi kapasitas
mesin sambungan mejanya tinggal melepas (bedah perut).
Gambar 1.47. Spesifikasi utama mesin bubut
Untuk pembelian mesin bubut standar yang baru data spesifikasi lainnya
harus lengkap, karena apabila tidak lengkap secara keseluruhan bisa
saja mesin mesin bubut yang dibeli tidak memiliki spesifikasi yang
standar atau tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contoh data
spesifiksi mesin bubut dari salah satu pabrikan mesisn bubut secara
lengkap dapat dilihat pada (Tabel 1.1).
Tabel 1.1. Contoh data spesifikasi mesin bubut
Terimakasih, salam kenal artikelnya sangat bermanfaat ijin share ya pak
BalasHapusok gan Machmud
BalasHapusKepada Yth,
BalasHapusPurchasing / Bag Import
Di tempat
Mohon maaf sebelumnya jika e-mail kami ini mengganggu aktifitas Bapak/Ibu.
Dengan hormat,
Perkenalkan kami dari FAS Logistics Freight Forwarder yang melayani pengiriman barang import,
LCL / FCL, resmi/ legal serta peminjaman Perusahaan/ Undername ke seluruh Indonesia dan Kami
mempunyai Agent-Agent di Eropa dan Asia sehingga kami bisa mengerjakan import borongan dan
resmi dengan harga Ex-Work , FOB, C&F Dan CIF.
FAS Logistics kami bisa menangani impor barang-barang sabegai berikut :
Mesin Baru/Bekas, Alat Berat, Besi/Baja, Pompa, Genset, Mainan, Alat Kesehatan ( ALKES ),
Electronics, Spare Part, Textile, Garment, Alas kaki, Accessories, Keramik Ubin, Chemical, Makanan dan barang Cargo lainnya.
Adapun Produk-Produk jasa yang kami tawarkan via laut dan udara Sbb :
Jasa Customs clearance Laut & Udara
Jasa Import Borongan Under Name ( All-In )
Jasa Import Ex-work langsung
Jasa Import Under Name
Jasa Import Door To door service
Jasa Domestics Darat, Laut Dan Udara
FAS logistics kami bisa Membantu Customer yang sudah terlanjur mengirim barang tetapi ada
kendala di kepabeanan disebabkan karena legalitas Impor / lartas impor tidak lengkap dan barang
tidak bisa diproses, maka kami memberi solusi dengan sistim kerja Borongan / All-In
Wilayah Kerja Import borongan undername;
Air Port Bandara Soekarno Hatta ( Cengkareng )
Port Tanjung Priok ( Jakarta )
Port Tanjung Perak ( Surabaya )
Port Tanjung Emas ( Semarang )
Port Panjang ( Lampung )
Port Boombaru ( Palembang )
Port Belawan ( Medan )
Untuk biaya pengurusan Barang impor borongan, dapat kami talangin terlebih dahulu dan setelah
barang keluar dari pabean / setelah adanya Surat Persetujuan Pengeluaran Barang ( SPPB ) baru dilakukan Pembayaran ke kami sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan Jasa Customs Clearance impor dengan rincian sebagai berikut:
Jika ada yang mau ditanyakan mengenai impor jangan segan-segan untuk menghubungi kami.
Demikianlah penawaran ini kami ajukan,besar harapan kami bisa kerja sama dengan perusahaan
Bapak/Ibu dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih
Best Regards
Fajri Adi (Mr)
Mobile / WA : +6282110193009
PT. FITRA ANISA SEJATI
Ruko Tanjung Mas B1-32
Jl. Tanjung Barat Raya, Jagakarsa
Jakarta Selatan 12530 Indonesia
Phone : +62(21) 2278 5569
Fax : +62(21) 2278 4522
Email : fajriadi.faslogistics@gmail. com
adi@fas-logistics.com
Area lampiran
Terima kasih sudah share ilmunya, boleh Tau kelanjutan materi Nomor 5-14? Soalnya disini Hanya sampai materi Nomor 4 saja
BalasHapusMantab artikelnya ...
BalasHapus